Pages

Sunday, March 13, 2011

Istana Kadriah dan Sejarah Pendirian Pontianak

KALIMANTAN BARAT - Pendirian Pontianak -- yang terjadi pada 239 tahun yang lalu -- tidak lepas pula dari sejarah pendirian Istana Kadriah yang terletak tepat di persimpangan sungai, yakni Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas. Pendirian Istana Kadriah sendiri dilakukan oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie -- anak seorang hakim agama Kerajaan Matan yang telah sering berkeliling dan bertemu dengan banyak
saudagar dunia -- pada hari Rabu, 23 Oktober 1771 M. Semua sejarah ini dapat dibaca langsung oleh setiap mereka yang mengunjungi Istana Kadriah.

Pada waktu pendiriannya, dikisahkan Syarif Abdurrahman Alkadrie menyisiri Sungai Kapuas sepanjang 1100 meter. Dalam penyisiran itu, Syarif Abdurrahman dihadapkan pada tantangan yang diberikan oleh para hantu kuntilanak yang seringkali menghalanginya ketika ia hendak membuka lahan hutan di sepanjang Sungai Kapuas. Menurut cerita masyarakat setempat, dari nama kuntilanak itulah nantinya nama Pontianak berasal (masyarakat Pontianak seringkali menyebut kuntilanak sebagai hantu Puntianak). Untuk menentukan lokasi dimana istananya akn dibangun, Syarif Abdurrahman kemudian melepaskan tiga kali tembakan meriam ke udara. Tiga titik jatuhnya meriam tersebutlah yang saat ini menjadi lokasi pendirian Istana Kadriah, Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman serta lokasi pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.

Dari berbagai keraton kerajaan yang terdapat di Kalimantan Barat, Istana Kadriah dapat dikatakan istana Melayu terbesar yang berada di wilayah tersebut. Kondisinya sendiri masih cukup terawat dengan baik. Sama seperti keraton-keraton Melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat, para pengunjung dapat menemukan beberapa senjata meriam di halaman depan istana ini. Sementara itu, di dalam istananya, yang juga seperti halnya keraton-keraton Melayu lainnya didominasi oleh warna kuning, para pengunjung dapat menemukan berbagai foto-foto dan kisah sejarah dari istana Kadriah. Beberapa ruangan pribadi milik keluarga kesultanan juga dibuka untuk umum, walaupun terdapat beberapa larangan ketika pengunjung luar memasukinya. Mesjid Jami' Sultan Abdurrahman sendiri terletak sekitar 200 meter dari lokasi istana. Oleh masyarakat sekitar, mesjid ini masih sangat aktif digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan hingga saat ini.

Buat mereka yang ingin mengunjungi Istana Kesultanan Pontianak, lokasi istana ini sangat mudah untuk ditemukan mengingat letaknya yang berada di pusat kota. Mereka yang datang dengan menggunakan transportasi darat dapat menggunakan bus umum, sepeda motor atau mobil untuk berkunjung ke istana ini. Transportasi jalur air juga tersedia jika pengunjung mengaksesnya dengan menggunakan sampan atau speed boad dari Pelabuhan Senghie. Di beberapa lokasi juga tersedia layanan alat transportasi air yang dapat digunakan jika pengunjung ingin mengitari Istana Kadriah melalui Sungai Kapuas.


(Amir Syarif Siregar / gst)

Sumber : http://travel.detik.com/read/2010/12/09/092907/1512973/1025/istana-kadriah-dan-sejarah-pendirian-pontianak

No comments: